Kenapa Kita Terobsesi Nonton IG Stories Sendiri? Temukan Alasannya

identitas diri, Instagram Stories, kebiasaan self-stalking, konten kreator, konten menarik.
Rate this post

Bro sis, siapa yang hobi nonton IG Stories? Jangan khawatir, kamu nggak sendirian! Banyak juga konten kreator yang ngangkat kebiasaan ini jadi konten keren. Menariknya, video mereka disukai, disimpan, dan dibagikan sama ratusan ribu orang. Ini buktinya, banyak banget yang relate!

Contohnya, kreator TikTok kita, @hyly.angie. Dia sering banget ngomong dalam bahasa Jawa dengan logat yang medok. Dia bilang dia upload IG Stories buat dirinya sendiri, bukan buat orang lain. Dalam 24 jam, dia nonton Stories-nya sampai 900 kali (ini sih kayaknya bercanda ya!). Konten @hyly.angie ini rame banget, video dia udah ditonton 1,5 juta kali, disukai lebih dari 200.000 orang, disimpan 22.000 kali, dan dibagikan lebih dari 11.000 kali. Kolom komentar pun rame sama orang-orang yang setuju dengan apa yang dia bilang.

Nggak cuma dia, ada juga kreator luar negeri kayak @emilybrogann dan @xoxotatianaa yang bikin konten serupa. Mereka juga bilang, “Eh, kita upload IG Stories supaya bisa nontonnya lagi.” Video @xoxotatianaa bahkan viral, disukai lebih dari 600.000 orang!

Tapi, kenapa sih kita terobsesi nonton IG Stories kita sendiri? Menurut psikoterapis Eloise Skinner, itu bisa disebut self-stalking alias menguntit diri sendiri. Dia bilang, ada beberapa alasan kenapa kita suka nonton ulang. Salah satunya, kita pengen lihat diri kita dari sudut pandang orang lain. Soalnya, kita kan nggak tahu gimana orang lain lihat kita.

Psikolog Zoe Mallet juga setuju. Dia bilang, kita punya dorongan bawaan untuk cari penerimaan sosial. Ini kayak upaya bawah sadar untuk meningkatkan status sosial kita, biar kita diterima dan punya citra diri yang positif. Sebenarnya, usaha kita buat kontrol pandangan orang lain udah ada dari dulu, sebelum munculnya Instagram. Sekarang, sosial media jadi platform buat proyeksikan identitas yang kita mau orang lain lihat.

Tapi, nggak semua orang menggunakan sosial media dengan cara yang sama. Ada yang buat jaga hubungan, ada juga yang pakai sebagai perpanjangan jati diri mereka.

Buat sebagian orang, self-stalking bisa jadi karena perfeksionisme. Misalnya, mereka pengen konten mereka terlihat keren, supaya bisa jadi portofolio digital. Di sisi lain, ada juga yang merasa insecure, ngerasa lebih dibandingkan orang lain secara online. Skinner bilang, wajar banget kalau kita mau lihat kembali konten yang kita upload, ini sama kayak membolak-balik album foto atau jurnal.

Tapi, Skinner juga ngingetin kita buat tetap sadar saat melakukan self-stalking. Kebiasaan ini bisa jadi bumerang, jadi baik atau buruk. Kalau bikin kita termotivasi atau terhibur, ya itu bagus. Tapi kalau bikin kita minder atau terjebak di masa lalu, mending kita pikir-pikir ulang deh.

Jadi, bro sis, selalu ingat, nonton IG Stories sendiri itu wajar, asal kita sadar dan nggak terjebak di situ!

Kunjungi Artikel Viral kami di Google News

Related posts