Guys, Prabowo mau tambah jumlah kementerian! Yap, Presiden terpilih Prabowo punya rencana besar buat nambah jumlah kementerian dari yang awalnya 34 jadi 46 kementerian. Jadi, bakal ada 19 kementerian baru yang muncul. Beberapa di antaranya hasil dari pecahan kementerian di era Presiden Jokowi, dan beberapa lagi adalah lembaga-lembaga yang dulu cuma berbentuk badan.
Kementerian baru yang bakal muncul di era Prabowo ini termasuk Kementerian Koordinator Kemasyarakatan, Kementerian Hutan, Kementerian Laut dan Perikanan, sampai Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat. Selain itu, ada juga Kementerian Transmigrasi, Kementerian Koperasi, Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekonomi Kreatif, dan Kementerian UMKM. Lalu ada Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, serta Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi. Yang menarik, Prabowo juga bikin Kementerian Pendidikan Tinggi dan Kementerian Kebudayaan jadi unit terpisah. Gak ketinggalan, ada Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Hukum, Kementerian HAM, dan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Namun, sayangnya, Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) masih tetap sama, belum ada perubahan formasi yang berarti. Padahal, banyak yang berharap ada pembaruan nama dan struktur biar lebih sesuai dengan era digital ini.
Kenapa nama kementerian itu penting? Karena, menurut Heru Sutadi, seorang pengamat telekomunikasi, nama-nama kayak “komunikasi dan informatika” itu udah terlalu ketinggalan zaman. Era sekarang lebih fokus ke ekonomi digital yang luas, bukan sekadar aspek teknis komputer aja. “Dunia udah makin borderless gara-gara internet, kita butuh nama dan fokus kementerian yang lebih pas buat menjawab tantangan ini,” kata Heru saat Selular Business Forum di Jakarta (8/10/2024).
Heru juga kasih catatan soal pentingnya memilih menteri yang bener-bener punya pengalaman di dunia teknologi dan ekonomi digital. Menurutnya, posisi Menteri Kominfo itu strategis banget karena sektor digital bakal jadi ujung tombak ekonomi Indonesia di masa depan. “Di era digital ini, kita butuh pemimpin yang nggak cuma paham teknologi, tapi juga punya visi inovatif buat ngebangun ekosistem digital,” lanjut Heru.
Jadi, perubahan struktural ini gak cuma soal nambah-nambah kementerian aja, tapi juga tentang gimana caranya bikin Indonesia lebih siap buat bersaing di dunia digital. Harapannya, dengan adanya kementerian baru dan pemimpin yang tepat, Indonesia bisa makin kuat di dunia digital, dan masalah-masalah yang selama ini jadi penghalang bisa diselesaikan.
Kunjungi Artikel Viral kami di Google News